Styrofoam, Kotak Makanan Beracun
Styrofoam | 7bluesenses.blogspot.com |
Berpuluh tahun yang lalu, ketika kalian sempat ke pasar atau warung, makanan yang dibungkus dengan daun pisang menjadi pemandangan yang akan sering ditemui, entah itu untuk membungkus nasi campur, ikan dan berbagai jenis makanan lainnya bahkan sampai sekarang Kue Barongko dan Doko-doko masih menggunakan daun pisang sebagai kemasannya.
Pesatnya kemajuan diberbagai bidang akhirnya membuat kemasang-kemasan tadi berganti menjadi plastik, kotak makanan dari karton, dan terakhir adalah Styrofoam. Kali ini aku ingin membahas tentang Styrofoam, apalagi menolak Styrofoam merupakan salah satu bagian dari kampanye peduli lingkungan.
Apa itu Styrofoam?
Styrofoam atau Polystyren lebih dikenal di masyarakat ketika digunakan sebagai wadah untuk makanan, umumnya berbentuk kotak atau menyerupai gelas air mineral berwarna putih dan sekilas secara fisik terlihat seperti gabus. Styrofoam menjadi popular dalam bisnis makanan karena mampu menahan bocor sehingga bagus digunakan sebagai wadah makanan berkuah, selain itu kemasan ini mampu mempertahankan suhu, biayanya lebih murah, mudah dibentuk. Namun dibalik semua kelebihan yang ditawarkan oleh kemasan ini, ia membawa 2 ancaman untuk manusia, Kesehatan dan Lingkungan.
Racun yang menyamar sebagai wadah makanan ini tak hanya digunakan di restoran-restoran cepat saji tapi juga di tukang jajanan pinggir jalan
Awalnya Styrofoam digunakan dalam dunia industri sebagai bahan insulasi karena ia mampu menahan suhu tapi justru karena inilah sehingga beberapa orang malah memanfaatkannya sebagai wadah makanan atau gelas minuman.
Ancaman Kesehatan
Styrofoam terbuat dari Kopolimer Styrene yang diproses menggunakan Benzana. Benzana sendiri dikenal sebagai zat yang memicu berbagai gangguan kesehatan seperti tyroid, mengganggu sistem syaraf, merusak sumsum tulang belakang, menyebabkan anemia, sistem imun menurun dan mengganggu siklus menstruasi (bagi wanita), menyebabkan kanker payudara dan prostat bahkan dalam kasus yang parah, benzana dapat menyebabkan hilangnya kesadaran diri seseorang dan kematian. Butiran-butiran styrene dapat dengan mudah berpindah pada makanan, efek kimia dari Styrofoam sendiri semakin kuat ketika digunakan sebagai wadah makanan panas, mengandung kadar lemak yang tinggi, asam dan alkohol. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mengkategorikan Styrofoam sebagai salah satu bahan carsinogen (bahan pemicu kanker).
Sayangnya bahaya ini malah luput dari perhatian kita, terbukti dengan populernya Styrofoam sebagai wadah makanan. Racun yang menyamar sebagai wadah makanan ini tak hanya digunakan di restoran-restoran cepat saji tapi juga di tukang jajanan pinggir jalan. Lebih parahnya lagi, umumnya mereka membungkus makanan yang masih panas dengan Styrofoam, bahkan ada beberapa yang memanaskan makanan dalam microwave padahal wadahnya Styrofoam, bisa dibayangkan betapa banyak zat beracun tadi yang berpindah dalam makanan tadi dan akhirnya masuk ke tubuh. Jadi hati-hati loh untuk yang sering berbelanja di restoran cepat saji
Ancaman Lingkungan
Limbah Styrofoam | tenpo.co |
Selain berdampak pada masalah kesehatan, Styrofoam juga berdampak pada kerusakan lingkungan. Sifat Styrofoam yang tak mudah terurai oleh alam membuatnya terus menumpuk hingga akhirnya mencemari lingkungan. Styrofoam sebenarnya dapat didaur ulang namun proses daur ulangnya tetap saja melepaskan sekitar 57 senyawa-senyawa berbahaya di alam. Styrofoam bahkan dikategorikan sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia.
Saran
Jadi, mari kita berpikir kembali apakah masih tetap ingin menggunakan wadah makananan jenis ini atau mencari alternatif lain. Kalau aku sih jelas memilih sisi kesehatan dan lingkungan. Untuk yang sering membeli makanan cepat saji yang masih menggunakan Styrofoam tentunya akan berpikir “Bagaimana cara menikmati makanan tersebut tanpa Styrofoam?”. Caranya sederhana kok (meskipun harus membiasakan diri), yaitu dengan membawa kotak makanan sendiri, selain mampu mengurangi penggunaan Styrofoam, membawa kotak makanan juga mampu mengurangi penggunaan kantong plastik. Jadi tunggu apa lagi? Mari kita melakukan perubahan kecil mulai dari diri sendiri.
Ya benar berbahaya, mas. Kalau beli makanan yang pake styrofoam, sesampai di rumah segera pindahin ke piring :D lebih baik memang gak beli masakan cepat saji, tp dimasak sendiri. jadi sehat dan lebih terjamin makanan dan juga wadahnya :D
BalasHapusSetuju mbak, memang lebih sehat kalau makanannya buatan di rumah tapi kalau memang terpaksa harus beli diluar, lebih baik bawa kotak makanan sendiri :)
Hapuswah.. padahal bsk mau sarapan pake bubur ayam alas styrofoam.. xiix
BalasHapustp makasih mas Bro dah ngingetin
#MAHASISWA GO BLOG
Gak apa2 sobat kalau memang mau makan bubur ayam tapi bawa kotak makanan sendiri aja, tidak usah malu-malu soalnya udah banyak kampanye yang menolak syrofoam kok, salah satunya Earth Hour :)
HapusSayangnya kesadaran masyarakat masih rendah nih.. dikasih tahu bahayanya malah bilang "ya.. sekali-sekali kan ga apa..", kalau penjualnya yang dikasih tahu malah bilang "mau gimana lagi.. ini yang paling praktis untuk dagangan saya.." jadi susah juga.. -__-
BalasHapusBagaimanapun yang memulai memang harus dari kita, tapi seperti pabrik rokok, kalau akarnya belum ditebas tetap akan tumbuh.. T_T
Ia nih sobat, harus mulai dari diri sendiri kemudian berikan contoh positif pada orang lain sehingga semakin banyak yang menolaknya :)
HapusMasalah melumpuhkan akarnya, kayaknya Pemerintah harus ikut turun tangan untuk melarang peredarannya :)
Rasanya banyak fastfood masih pake styrofoam ya
BalasHapusIa mbak, makanya harus teliti sebelum membeli :)
HapusSebenarya makanan dibungkus styrofoam itu nggak pa-pa, asalkan styrofoam-nya nggak bersentuhan langsung dengan makanan yang masih panas. Styrofoam harus dialasi dulu dengan plastik baru dimasukkan makanan :-)
Hapustapi kebanyakan styrofoamnya tidak dialasi dulu mbak, langsung dijadiin wadah makanan aja :)
Hapuskalau sekarang memang ndak dimana2 byk makanan yang di kemas dalm kotak ini....
BalasHapusmau ga mau...hrs selektif juga ya mas
trims ya infonya :)
Memang harus selektif mas soalnya ini menyangkut kesehatan dan juga lingkungan :)
Hapushampir semua rumah makan baik skala kecil maupun besar menggunakan styrofoam. kalo saya sih mending masak sendiri trus pake rempat bekal.. hemat dan bergizi.. heheheh
BalasHapusTempat bekal mbak :)
HapusBetul apa yang mbak bilang, memang lebih baik membawa bekal sendiri :)
nah ini.. makanya kalo beli nasi kuning di warung yang pake styrofoam buat bungkus bawa pulang, belinya mending bawa tempat sendiri supaya aman :)
BalasHapuslebih aman lagi kalo masak sendiri spt kata mbak ayu hehe
Betul tuh mbak, ;lagian kalau bawa kotak sendiri dapat mengurangi satu lagi limbah yang dihasilkan :)
HapusIa kang Pakies, limbah styrofoam memang bisa dimanfaatin menjadi berbagai pernak-pernik namun takutnya tingginya penggunaan styrofoam sebagai pernak-pernik malah meningkatkan permintaan produksi styrofoam :)
BalasHapuswaduh...tiap hari saya pake styrofoam untuk tempat bekal saat saya harus kekbun ubi...praktis bekasnya bisa dibuang sajah di kebon.
BalasHapusWaduh mas, jika dalam seminggu berkebunnya 7X, berarti limbah styrofoamnya juga ada 7 dong selama seminggu padahal limbah styrofoam itu tidak bisa cepat diurai tanah, gak kayak daun ubi, yang cepat terurai :) Lebih baik mas bawa kotak makanan sendiri dari rumah
Hapuskang Cilembu thea...atuh kasian kebon ya berisi sampahan styro...tapi juga tolong jgn dibakar juga...susah deh maudiapain tu enaknya :D
Hapuscoba pake kemasan yg bisa dipakai ulang jangka waktu panjang..atau klo mau pake sekalipakai buang..ya yg terbaik adalah daun pisang ... seratus persen bersahabat dgn lingkungan..:)
tulisannya sistematis sekali. salut Mas Fadly.
BalasHapusiya, kalo kami udah membiasakan menolak kemasan ini, selagi bisa sih Mas. makasih sharingnya ya Mas, ini saya copy, saya forward ke teman2 saya.
Sistematis gimana nih mas, maklum saya orang awam nih mas jadi gak tau maksudnya :) Semuanya memang harus dimulai dari diri sendiri mas, terus berikan contoh pada orang lain.
HapusMakasih udah dibantu fordward mas, jangan lupa sumbernya yah :)
masih banyak yang menggunakan styrofoam untuk tempat makanan ya
BalasHapusMasih banyak banget mbak jadi kita harus saling ingatin hal ini mbak :)
Hapusselain praktis juga menyimpan ancaman yah sob .. :(
BalasHapuswalopun berbahanya, masih bnyak jg yang pake. cthnya di katering"...
BalasHapuswaah blognya kerennn, informainya juga bagus..makasih ya mas
BalasHapusinformasi yg sangat bermanfaat mas Fadly..seharusnya fakta ini disebarluaskan lebih komprehensive di berbagai media.pemerintah sepertinya sudah buta dgn hal ini..terkait dgn produsen styrofoam dan tanggung jawab efek negatif dan pasca pemakaian (gak bs recycle)..klo pedagang makanan kecil itu mereka belom sampai kesana pemikiranya..mereka cuma berpikir dagangan gw laku..peduli amat urusan styro beracun dan urusan lingk hidup..:)
BalasHapusGimana klo kita mulai lagi gerakan bungkus makanan dengan daun pisang..cuma mungkin musti ada inovasi lah supaya bisa mengalahkan si styro..
sama BPOM kok masih diperbolehkan ya mas..
BalasHapushalo mas..
BalasHapuskita harus waspadai itu ..
terima kasih gan sudah berbagi info kekita ..
Iseng nyari-nyari info tenyang styrofoam, ternyata berbahaya
BalasHapuspadahal tadi saya baru saja makan dari wadah styrofoam, beli makan diluar bebek cabe hijau. dan sepertinya memang agak panas (baru digoreng) dan berminyak tadi makanannya, jadi ngeri nih saya, terus kalau sudah terlanjur mengkonsumsi harus gimana ya? supaya tidak kena effek penyakit2 berbaya yang tidak diinginkan itu.
oh iya, di bukungkus belakang styrofoamnya ada tulisan KSC-3 cfc free terus logo segitiga didalamnya ada angka 6 PS.
Kalo frekuensi nya sering mah..bisa jadi efek penyakit itu timbul kali ya..
BalasHapusbukan hanya bahaya buat kesehatan manusia...dampak buat lingkungan sekitar juga gak kalah bahaya nya...karena belum ada daur ulang/ recycle yg efektif untuk styrofoam...
masih hanya sebatas wacana2 saja..
Makasih ulasannya kebetulan saya usaha kuliner makanan siap antar jd pake styrofoam kemasan Alhamdulillah tahu bahayanya jd saya alasi kertas nasi..agar masakan tak bersentuhan lansung..
BalasHapusmba Echa, jd bahaya nya tidak selesai pd saat terkena makanan yg panas..jadi selesai dipakai styrofoam ini tidak/belum bisa di daur ulang sepenuhnya..jadi hanya akan mencemari lingkungan/menggangu keindahan..di tempat pembuangan pun tidak bisa terurai sepenuhnya..sayang sekali bnyk yg tidak peduli hal ini..hanya bisa menggunakan dan masa bodoh setelah itu akan kemana perginya itu sampah styrofoam :(
Hapuskertas nasi juga sama bahayanya, yg bagus itu daun pisang. Pernah sekali saya beli nasi uduk dan styrofoam berlubang karena ayam gorengnya. styrofoamnya seperti terbakar barang panas, mungkin ayamnya langsung dimasukkan setelah digoreng. Mengerikan bukan?? sejak saat itu saya gak berani lagi beli makanan yg harus memakai styrofoam.
Hapusbenar kata dosen saya styrofoam bahaya ...maka saya lebih suka bawa piring klo beli bubur dan maso soalnya lbh aman :)
BalasHapusgood info nih...
BalasHapusinfo bagus dan sangat bermanfaat sob...
BalasHapusinfo bagus dan sangat bermanfaat sob...
BalasHapusiya kalau styrofoamnya dimakan ya beracun :v kamu iniii
BalasHapusMakasih mas , infonya sangat sangat sangat 78x berguna , besok mau jualan pake styrofoam ... Kalo dialasi dulu pake plastik apakah masih boleh ?
BalasHapusBetul sangat berbahaya dan terbukti saat ini penyakit kanker banyak diserita juga oleh anak muda yang masih usia produktif, lebih baik pakai daun pisang yang sudah pasti aman
BalasHapus