Bersyukur! Bukan Mengeluh
Bersyukur | fairuzliyana.blogspot.com |
Malam sebenarnya belum larut terutama mereka yang suka begadang sepertiku — aktivitas yang sebenarnya ingin kukurangi sedikit demi sedikit agar aku bisa kembali tidur pada jam seharusnya orang tidur. Tapi entah kenapa, kadang semangatku untuk memangkasnya hanya bertahan beberapa hari dan setelah itu aku kembali pada aktivitas begadangku yang parah.
“Sangat sulit memang” ucapku pada diri sendiri apalagi aku rasanya lebih mudah konsentrasi saat semuanya hening atau mungkin penilaian ini hanya persepsiku sendiri yang menganggap malam adalah waktu yang produktif meskipun dibeberapa artikel kesehatan mengatakan bahwa pagi hari adalah puncak produktif seorang manusia untuk beraktifitas.
Tak peduli kapan saat produktif itu, aku hanya mencoba terus menulis dan mengungkapkan kata yang mungkin tak mampu kurangkai secara langsung lewat lisan, aku ingin terus menulis agar pembaca tahu bahwa aku ada disini, di rumah digitalku – Rumah persahabatan.
Di tulisan ini, aku sebenarnya ingin mengeluh karena aku tidak bisa mengakses internet seperti kalian meskipun disekitarku jaringan wifi bergelombang dengan begitu kuat, belum lagi warnet-warnet menjamur dimana-mana, aku ingin mengeluh karena keterbatasan ekonomi yang akhirnya menghambatku menemukan sumber informasi yang mengalir begitu bebas disekitarku, aku ingin mengeluh dan aku sadar ini karena aku hanya terus melihat ke atas, hingga aku selalu merasa tidak memiliki apa-apa.
Tenang saja teman-teman, aku tak bermaksud untuk mengajak kalian mendengar keluhan-keluahanku bahkan aku tidak bermaksud untuk mengajak kalian ikut mengeluh sepertiku. Aku sengaja menulis keluhan itu sebagai gambaran bahwa faktor yang sebenarnya terasa menghambat kalian itu adalah sebuah bahan yang akan mendewasakan kalian, membuat kalian lebih kuat hadapi hidup. Ibaratnya seperti ini, gula itu akan terasa lebih manis ketika kita baru saja merasakan hal pahit, hidup itu akan terasa lebih indah setelah mengalami sebuah masa-masa yang pahit dimana kita bisa menghargai arti dari masa-masa manis itu.
Aku tak perlu mencari contoh jauh-jauh, contohnya adalah diriku sendiri. Dibalik keluhan-keluhanku diatas, aku malah merasakan nikmatnya memiliki koneksi internet yang terbatas, aku bersyukur, aku masih bisa membeli paket internet seharga Rp.5000 untuk 3 jam – itupun kadang aku memanfaatkan semaksimal mungkin, setidaknya 3 jam itu bisa ku gunakan beberapa hari, caranya sederhana kok, ketika terkoneksi dan paket waktuku mulai berjalan, aku segera membuka halaman web yang ingin kubaca, termasuk blog teman-teman loh (tidak tanggung-tanggung, biasanya langsung beberapa tab yang terbuka), setelah semua bagian halamannya ter-load, aku dengan cekatan memutuskan koneksi, jadi aku membacanya dalam keadaan offline. Nanti setelah mau berkomentar, aku baru koneksikan kembali, gimana, hemat kan? Selain itu aku bahkan bersyukur menikmati koneksi dari modem pinjaman meskipun katanya koneksinya seperti siput – bahkan kalau mau posting, harus bersabar menahan rasa jengkel karena kadang proses postingnya gagal dan seakan berjalan di tempat. Semuanya harus disyukuri teman, hidup ini akan terasa begitu indah ketika kita bersyukur dan menerima apa yang kita miliki. Jangan hanya memandang keatas, cobalah sesekali menengok kebawah dan lihatlah bahwa ternyata masih banyak saudara-saudara kita yang lebih kekurangan jadi bukan waktunya untuk mengeluh.
“Sangat sulit memang” ucapku pada diri sendiri apalagi aku rasanya lebih mudah konsentrasi saat semuanya hening atau mungkin penilaian ini hanya persepsiku sendiri yang menganggap malam adalah waktu yang produktif meskipun dibeberapa artikel kesehatan mengatakan bahwa pagi hari adalah puncak produktif seorang manusia untuk beraktifitas.
Tak peduli kapan saat produktif itu, aku hanya mencoba terus menulis dan mengungkapkan kata yang mungkin tak mampu kurangkai secara langsung lewat lisan, aku ingin terus menulis agar pembaca tahu bahwa aku ada disini, di rumah digitalku – Rumah persahabatan.
Di tulisan ini, aku sebenarnya ingin mengeluh karena aku tidak bisa mengakses internet seperti kalian meskipun disekitarku jaringan wifi bergelombang dengan begitu kuat, belum lagi warnet-warnet menjamur dimana-mana, aku ingin mengeluh karena keterbatasan ekonomi yang akhirnya menghambatku menemukan sumber informasi yang mengalir begitu bebas disekitarku, aku ingin mengeluh dan aku sadar ini karena aku hanya terus melihat ke atas, hingga aku selalu merasa tidak memiliki apa-apa.
Tenang saja teman-teman, aku tak bermaksud untuk mengajak kalian mendengar keluhan-keluahanku bahkan aku tidak bermaksud untuk mengajak kalian ikut mengeluh sepertiku. Aku sengaja menulis keluhan itu sebagai gambaran bahwa faktor yang sebenarnya terasa menghambat kalian itu adalah sebuah bahan yang akan mendewasakan kalian, membuat kalian lebih kuat hadapi hidup. Ibaratnya seperti ini, gula itu akan terasa lebih manis ketika kita baru saja merasakan hal pahit, hidup itu akan terasa lebih indah setelah mengalami sebuah masa-masa yang pahit dimana kita bisa menghargai arti dari masa-masa manis itu.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim:7)
Aku tak perlu mencari contoh jauh-jauh, contohnya adalah diriku sendiri. Dibalik keluhan-keluhanku diatas, aku malah merasakan nikmatnya memiliki koneksi internet yang terbatas, aku bersyukur, aku masih bisa membeli paket internet seharga Rp.5000 untuk 3 jam – itupun kadang aku memanfaatkan semaksimal mungkin, setidaknya 3 jam itu bisa ku gunakan beberapa hari, caranya sederhana kok, ketika terkoneksi dan paket waktuku mulai berjalan, aku segera membuka halaman web yang ingin kubaca, termasuk blog teman-teman loh (tidak tanggung-tanggung, biasanya langsung beberapa tab yang terbuka), setelah semua bagian halamannya ter-load, aku dengan cekatan memutuskan koneksi, jadi aku membacanya dalam keadaan offline. Nanti setelah mau berkomentar, aku baru koneksikan kembali, gimana, hemat kan? Selain itu aku bahkan bersyukur menikmati koneksi dari modem pinjaman meskipun katanya koneksinya seperti siput – bahkan kalau mau posting, harus bersabar menahan rasa jengkel karena kadang proses postingnya gagal dan seakan berjalan di tempat. Semuanya harus disyukuri teman, hidup ini akan terasa begitu indah ketika kita bersyukur dan menerima apa yang kita miliki. Jangan hanya memandang keatas, cobalah sesekali menengok kebawah dan lihatlah bahwa ternyata masih banyak saudara-saudara kita yang lebih kekurangan jadi bukan waktunya untuk mengeluh.
... gula itu akan terasa lebih manis ketika kita baru saja merasakan hal pahit
Sepertinya hanya ini dulu yang bisa aku tuliskan untuk kalian, aku juga ingin segera menuju tempat pembaringan, kan tadi aku sudah bilang kalau ingin mengurangi begadang sedikit demi sedikit, ia kan? Buat teman-teman yang mungkin memiliki modem yang tidak terpakai atau sudah jarang digunakan, mungkin bisa berbagi denganku biar aku tidak mengeluh-mengeluh dengan koneksi internet :) Makasih sudah membaca tulisan tengah malamku ini, semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat terutama terkait masalah bersyukur.
kata bang haji roma irama juga " begadang jangan begadang kalau tiada artinya" hanya akan merusak kondisi badan kita saja gan kalo begadang cuma buat internetan.hehe
BalasHapusBukan cuma internet-internetan kok, banyak hal yang kadang kulakukan saat tengah malam, salah satunya memang cari informasi seperti ini :)
Hapushahaha teknik hemat bandwidthnya sama dengan yang bisa saya lakukan, biasanya saya kalau baca artikel di opera mini juga gitu, buka tab sampai 25an tab, terus dibaca dalam keadaan offline :)
BalasHapusTernyata ada yang senasib denganku :) Teruskan teknik hematnya..
Hapuswaahahaha bner yaa :)
BalasHapusApa yang bener nih mbak? :D
HapusKalau aku 5000 bisa internetan 10 hari unlimited. 1 hari 500 perak
BalasHapusApaan tuh mas yang 5000 bisa 10 hari unlimited? bagi-bagi dong :)
HapusMengeluh itu tanda kurang syukur.
BalasHapusSyukur itu satu kata satu cara yang dapat merubah segalanya..
syukur dapat mengubah kurang menjadi cukup.
syukur dapat mengubah kesulitan menjadi kemudahan.
dan syukur dapat membuat hati menjadi lebih tenang..
mampir yah kk
kisahdalambingkai.blogspot.com/
Follback yah kk..
salam blogger
Betul sekali... orang yang mengeluh itu justu ia tidak melihat kelebihan yang ia miliki... Makasih untuk kunjugan dan follownya, ditunggu kunjungan dan follow baliknya :)
Hapussetuju sob, kita harus selalu bersyukur, saya terkadang kesal terhadap koneksi padahal gangguan beberapa hari, jika dipikir kebelakang kita menggunakan jaringan berbulan-bulan... terima kasih mengeluhnya sob membawa kita semua untuk mensyukurinya apa yang telah kita dapatkan...
BalasHapusMengeluh juga tidak akan menyelesaikan masalah kan? justru ia akan menambah beban pikiran kita...
Hapuspake spdy aja yang koneksi nya cepet
BalasHapusBelum ada pkerjaan mbak, jadi kayaknya masih mikir untuk bayar biaya bulanannya :)
Hapussetuju sangat
BalasHapusMakasih untuk kunjungannya mbak :)
HapusBersyukur dikasih fasilitas wifi di kost, jadi gak perlu punya modem. Cuma ya harus sabar soalnya dipake bareng2. Untuk anak kost gak masalah lama, yang penting gak keluar uang lagi buat internetan huehehe
BalasHapusIa mbak, setiap hal memang harus kita syukuri... tidak boleh terus2 mengeluh meskipun dipake bareng2 :)
HapusIntinya hraus tete[p bersyukur dengan apa yang ada ya sob ?
BalasHapusIa dong sobat.. kita gak boleh mengeluh hanya karena apa yang menurut kita kurang
Hapusberarti aku harus bersyukur banget ya ada koneksi internet yang kencang :)
BalasHapusMemang koneksinya pake apa mbak?
HapusMengeluh tanda orang yang tak pernah semangat untuk melakukan suatu hal yang baik ..
BalasHapusHidup itu harus semangat mau senang atau sedih pun jangan pernah mengeluh harus tetap berjuang..
Hehehe
Setuju sobat, apapun yang terjadi jangan mengeluh :)
HapusDalam hidup ini memang hanya ada 2 pilihan: Bersyukur atau Bersabar..
BalasHapusGreat, terimakasih.. Tulisannya sangat bermanfaat.. :)
ia mbak, berarti tidak ada pilihan untuk mengeluh... kalau tidak bersyukur yah harus bersabar :)
Hapusbersyukur.... :)
BalasHapusMakasih untuk kunjungannya de'... memang harus bersyukur de' :)
HapusHalooo...kunjungan balik nih #BW
BalasHapusBersyukurlah,semoga suatu saat berlimpah rezeki, jadi gak terbatas lg ngeblognya dan internetan nya Aamiin.
Salam blogger :D