Refleksi 4 Tahun Mahasiswa

Kemeja putih, celana hitam, dasi dan jas melekat di tubuhku siang itu ketika aku dan beberapa mahasiswa fakultas ekonomi dipanggil ke sebuah ruang yang menjadi puncak evaluasi dari perjuanganku selama 4 tahun di kampus. Dekan dan beberapa dosen telah duduk menanti kami yang berbaris meskipun tidak teratur. Semuanya terlihat tegang menanti waktu itu.

Setelah beberapa saat protokol membuka acara, wakil dekan segera mengambil alih acara sambil menyebutkan hasil perolehan nilai ujian skripsi yang dilaksanakan sehari sebelumnya. “Alhamdulillah, semuanya lulus” ucapnya sesaat setelah menatap kertas yang ia pegang. Ia kemudian melanjutkan dengan membacakan nama mahasiswa satu persatu diikuti nilai ujian skripsi dan indeks prestasi kelulusan (IPK). Air mata membuat mata ini berkaca-kaca ketika namaku perlahan disebut meskipun ia tak sampai menetes dan meleleh membasahi pipi, ada rasa tersendiri yang menjalar disekujur tubuhku saat itu karena hari itu terakhir kalinya aku memakai status sebagai seorang mahasiswa.

Refleksi 4 tahun perjalananku sebagai seorang mahasiswa pun berputar dalam pikiranku mengingatkan semua perjalanan itu.. Saat ini, 2 huruf kapital melekat dibelakang namaku menggantikan statusku sebagai seorang mahasiswa, 2 huruf yang harus kucapai dengan begitu banyak perjuangan (Baca: Bangkit setelah Terjatuh). Tapi... ibarat sebuah jam, ia tak akan mampu berputar jika roda-roda kecil yang menjadi komponennya tidak berputar dengan baik demikian juga dengan apa yang saat ini aku dapatkan, aku tak akan bisa seperti ini tanpa “Mereka” yang menjadi “roda-roda kecil” pemutar langkahku. Lewat tulisan sederhana ini, aku ingin menulis besarnya rasa terima kasih itu, besarnya rasa yang membuat mataku masih berkaca-kaca ketika mengingat semua ini.

Tak ada keberhasilan tanpa kerja keras dan tak ada kerja keras tanpa kesabaran

Orang tuaku, Dua sosok yang begitu berpengaruh dalam perjalananku sebagai seorang mahasiswa, Dua sosok yang rela membanting tulang demi keberhasilan anaknya, Dua sosok yang membuatku meneteskan air mata tiap kali aku mengenang perjuangan mereka untukku. “Ma... Pa....apa yang saat ini aku raih tidak ada apa-apanya jika dibanding dengan perjuangan kalian padaku”. Adik-adikku, 3 orang yang menjadi penyemangat dan sumber motivasiku, semoga apa yang saat ini aku raih dapat menjadi semangat kalian untuk terus belajar dan lebih baik dari apa yang saat ini aku capai. Teman-temanku, aku tidak bisa menyebutkannya satu persatu tapi kalianlah yang membuat hari-hariku dikampus begitu berwarna dengan canda, tawa dan keunikan yang  kalian miliki. Teman-teman blogger, facebook, google plus, twitter, dan berbagai layanan lainnya di dunia maya yang tak mungkin kusebutkan satu persatu, yang selalu memberikan masukan, saran dan komentarnya saat aku mengalami masalah. Keberhasilan ini adalah keberhasilan kalian juga.

Sebelum aku akhiri tulisan ini, aku punya sebuah pesan sederhana untuk para pembaca “Tak ada keberhasilan tanpa kerja keras dan tak ada kerja keras tanpa kesabaran” jadi jika kalian ingin berhasil maka kalian harus bekerja keras dan setelah bekerja keras jangan terburu-buru memvonis diri sendiri bahwa kalian gagal tapi bersabarlah dan kemudian perbaiki diri.

Berbagi :