Menulis sebuah impian

Dinginnya pagi masih terasa di kulitku saat tangan ini menari dengan indah dengan sebuah pena di atas kertas putih bergaris. Alunan kicau suara burung yang menyambut pagi juga tak kalah dengan kokok ayam jantan di pagi ini. Sesaat kutatap jendela kulihat beberapa anak sekolah, mereka adalah generasi muda pejuang bangsa yang akan menjadi ujung tombak bangsa ini kedepannya. Aku berpikir sejenak, “hari ini aku menulis apa yah?” tanyaku dalam hati sambil menggaruk dagu. “Aku menulis tentang impian aja deh” jawabku kemudian.

Impian atau mimpi itu apa sih?

Mimpi atau impian sebenarnya dua kata yang berbeda namun memiliki persamaan makna jika merujuk pada sebuah hal yang belum tercapai (mimpi) tapi ingin dicapai (impian), setidaknya begitu menurutku.

Apakah setiap orang memiliki impian?

Ya, begitulah menurutku. Setiap orang setidaknya memiliki sebuah impian bahkan ada yang memiliki belasan, puluhan, bahkan ratusan mimpi. Mimpi atau impian itu adalah hak untuk setiap manusia jadi tak ada yang mampu memaksakan atau membatasi seseorang untuk bermimpi.

Aku termasuk salah seorang yang memiliki banyak impian. Salah satu dari mimpi terbesarku adalah ingin menjadi seorang penulis yang hingga saat ini masih terus kukejar. Dan jika kalian bertanya padaku tentang mengapa aku ingin menjadi seorang penulis,? Aku juga tak bisa memberikan jawaban pastinya, aku hanya tahu bahwa terkadang perasaan terdalam mampu dirangkai oleh pikiran melalui sebuah tulisan.

Mengapa kita harus memiliki impian?

Jika kalian bertanya hal ini padaku, kalian sama saja jika bertanya “Mengapa engkau harus bermimpi menjadi seorang penulis? Mengapa tidak langsung saja menjadi seorang penulis?”

Kawan, hidup itu terkadang tidak semudah dan sesulit yang kita bayangkan selama ini, ada sebuah proses antara kita dan dunia ini yang akan menjadi penentu apakah hidup ini mudah atau sulit. Tak ada impian yang bisa diraih begitu saja tanpa sebuah pengorbanan. Mengapa kita harus bermimpi dulu? Karena dengan bermimpi kita menjalani sebuah proses, menyulam mimpi, merasakan dorongan semangat yang seakan berbisik “Ayo kejar terus... jangan menyerah... ayo bangkit”. Proses bermimpi inilah yang akan membuat tekad kita sekeras baja yang tak akan hancur hanya karena benturan kegagalan.

“Jika kamu punya mimpi-mimpi, cita-cita, keyakinan, atau apapun yang kamu kejar maka taruhlah disini (kening) jangan menempel. Biarkan dia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening jadi dia tak akan pernah lepas dari matamu, dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, dan percayalah bahwa kamu bisa. Apapun hambatannya, maka bilanglah pada dirimu sendiri bahwa kamu percaya pada keinginan itu dan tak akan menyerah. Bahkan kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri, biarkan keyakinan kamu 5 centimeter mengambang di depan kamu dan sehabis itu yang kamu perlukan hanya kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, leher yang akan sering melihat keatas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa”

Novel 5CM

Jadi jawabannya bisa ditangkap kan? Intinya, mimpi itu mampu membuat manusia lebih bersemangat, lebih tegar dalam menghadapi setiap rintangan yang memisahkan ia dari impiannya, kalau bahasa kasarnya sih “Impian itu mampu membuat seseorang menjadi tahan banting atas setiap hal yang membatasi langkahnya.

Demikian tulisan sederhanaku berjudul "Menulis sebuah impian" semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca yang saat ini mencari apa arti sebuah impian

Ini impianku, apa impianmu?

Sumber gambar: 

Sukses: http://phoenix41.blogspot.com

.: Tulisanku tentang menulis lainnya :.

1. Menulis bebas
2. Tulis isi pikiranmu

Berbagi :