Mengenal Komodo
Cahaya matahari sangat terik menyinari siang ini namun nampaknya rumah persahabatan sedang ramai karena kedatangan tamu jauh dari Pulau Nusa Tenggara. Penasaran dengan tamu tersebut? Mari kita simak percakapan dengan tamu kita tersebut.
“Alhamdulillah, siang yang begitu cerah ini, di Rumah Persahabatan kedatangan jauh nih” Ucapku memulai percakapan saat membawa acara “Mengenal Komodo”. Para pembaca pun mulai senyum-senyum sendiri sambil terus melanjutkan membaca postingan ini.
“Selamat siang pak Komodo, bisakah anda perkenalkan diri anda kepada para pembaca Rumah Persahabatan ini?” Tanyaku pada Pak Komodo yang saat ini sedang duduk di sebelahku pakaiannya nampak sederhana, di lehernya sebuah kain berwarna merah putih terlihat melilit sebagai bukti rasa nasionalismenya sebagai bagian dari negara tercinta, Indonesia.
“Ehem... ehem... “ Pak Komodo mulai terliat mengatur suara.
“Sebelum Pak Komodo memperkenalkan dirinya, aku akan menjelaskan sedikit tentang Rumah Persahabatan untuk para pembaca yang baru saja menemukan blog ini, Rumah Persahabatan adalah nama yang aku berikan pada blogku ini, sesuai dengan namanya, aku berharap dari blog ini akan terjalin sebuah persahabatan yang sangat erat antara kita, baik antara penulis dan pembaca maupun pembaca dengan penbaca, itulah penjelasan singkat dariku tentang blog ini” ucapku menjelaskan sambil menunggu Pak Komodo memperbaiki mikrophone yang ia gunakan.
“Terima kasih atas kesempatannya, suatu kehormatan besar aku di undang di tempat ini untuk memperkenalkan diri, para pembaca sudah tahu namaku kan?” ucap pak komodo memulai perkenalannya.
“Namaku Komodo, aku bukan buaya meskipun mungkin tubuhku seperti itu, buaya dan aku sama-sama dari golongan reptil. Aku memiliki nama ilmiah Varanus Komodoensis, namanya keren kan?” ucap Pak Komodo sambil tertawa berusaha bercanda agar para pembaca tidak tegang. Sesekali Pak Komodo melempar senyum kepada para pembaca, meskipun terkadang ada juga pembaca yang masih takut melihat 60 buah gigi yang rata-rata panjangnya 2,5 cm.
“Namanya keren sekali pak Komodo, kayak nama-nama artis Hollywood gitu” ucap salah seorang pembaca.
“Aku dan kawan-kawanku memiliki berat badan rata-rata 70 kg namun ada juga yang terkadang melebihi 100 kg” ucap Pak Komodo sambil berdiri memperlihatkan tubuhnya yang menurutnya masih langsing.
“Pak Komodo makannya pakai piring juga yah? Terus biasanya makannya berapa banyak?” Tanya seorang pembaca lainnya.
“Porsinya aku biasanya sedikit kok dan aku tidak makan banyak kok, biasanya satu porsi itu aku menelan 1 ekor kambing, terus saat dewasa para komodo bisa bertahan hanya makan 12 kali selama setahun, hal ini menurut manusia karena sistem metabolisme kami lambat” Ucap pak komodo kembali sambil tertawa kembali.
“Biasanya manusia setelah makan, dia suka makan buah-buahan untuk mencuci perut, biasa ada juga yang merokok, kalau Pak Komodo melakukan apa?” Tanyaku pada Pak Komodo.
“Aku biasanya pergi berjemur karena hal itu untuk mempercepat proses pencernaan karena kalau makanannya tidak cepat di cerna, makanan itu bisa saja menjadi duri dalam dagingku, ehh... salah maksudku jadi racun dalam tubuhku.” Ucap Pak Komodo sedikit bersedih mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu karena ia hampir keracunan makanan.
“Pak Komodo, aku mau tanya nih, aku kan pengantin baru, jadi aku juga mau tahu nih proses kawinnya komodo?” Ucap salah seorang pembaca yang lagi duduk di salah satu warnet saat membaca postingan ini.
“Ha... ha...ha... jadi malu bahas tentang ini, Musim kawin kami para komodo antara bulan Mei sampai Agustus, selama masa ini para jantan akan bertempur dengan jantan lainnya untuk memperebutkan betina dan mempertahankan batas wilayah kami. Setelah kawin, para betina akan meletakkan telurnya di lubang tanah dan telur itu akan menetas 7 -8 bulan kemudian.” Ucap Pak Komodo panjang lebar kepada para pembaca.
“Hal apa lagi yang agaknya perlu kami ketahui tentang Komodo di Indonesia?” Tanyaku pada Pak Komodo.
“Kami senang berada disini, apalagi ketika sebuah uang koin Rp.50 di buat dengan gambar kami membuat kami sangat terharu, jujur kami sangat bangga atas itu semua, menjadi bagian dari negara Indonesia tercinta tapi satu hal yang sangat kami sayangkan adalah perlakuan sebagian manusia pada kami. Bahkan kehadiran kami disini(Indonesia) sudah sangat terancam, kami salah satu makhluk yang di vonis terancam punah, Sungguh suatu hal yang sangat menyakitkan dan memberikan beban psikologis untuk kami. Kami hanya perlu sebuah perhatian dari kalian (warga Indonesia) untuk menjaga kami dan membiarkan kami hidup bebas tanpa ancaman pemburuan liar” Ucap Pak Komodo, air matanya mulai berlinang membasahi kedua pipinya mengingat kematian-kematian saudara dan teman-temannya. Pak Komodo kemudian memperlihatkan uang logam Ro.50 yang bergambar dirinya.
“Alhamdulillah, siang yang begitu cerah ini, di Rumah Persahabatan kedatangan jauh nih” Ucapku memulai percakapan saat membawa acara “Mengenal Komodo”. Para pembaca pun mulai senyum-senyum sendiri sambil terus melanjutkan membaca postingan ini.
“Selamat siang pak Komodo, bisakah anda perkenalkan diri anda kepada para pembaca Rumah Persahabatan ini?” Tanyaku pada Pak Komodo yang saat ini sedang duduk di sebelahku pakaiannya nampak sederhana, di lehernya sebuah kain berwarna merah putih terlihat melilit sebagai bukti rasa nasionalismenya sebagai bagian dari negara tercinta, Indonesia.
“Ehem... ehem... “ Pak Komodo mulai terliat mengatur suara.
“Sebelum Pak Komodo memperkenalkan dirinya, aku akan menjelaskan sedikit tentang Rumah Persahabatan untuk para pembaca yang baru saja menemukan blog ini, Rumah Persahabatan adalah nama yang aku berikan pada blogku ini, sesuai dengan namanya, aku berharap dari blog ini akan terjalin sebuah persahabatan yang sangat erat antara kita, baik antara penulis dan pembaca maupun pembaca dengan penbaca, itulah penjelasan singkat dariku tentang blog ini” ucapku menjelaskan sambil menunggu Pak Komodo memperbaiki mikrophone yang ia gunakan.
“Terima kasih atas kesempatannya, suatu kehormatan besar aku di undang di tempat ini untuk memperkenalkan diri, para pembaca sudah tahu namaku kan?” ucap pak komodo memulai perkenalannya.
“Namaku Komodo, aku bukan buaya meskipun mungkin tubuhku seperti itu, buaya dan aku sama-sama dari golongan reptil. Aku memiliki nama ilmiah Varanus Komodoensis, namanya keren kan?” ucap Pak Komodo sambil tertawa berusaha bercanda agar para pembaca tidak tegang. Sesekali Pak Komodo melempar senyum kepada para pembaca, meskipun terkadang ada juga pembaca yang masih takut melihat 60 buah gigi yang rata-rata panjangnya 2,5 cm.
“Namanya keren sekali pak Komodo, kayak nama-nama artis Hollywood gitu” ucap salah seorang pembaca.
“Aku dan kawan-kawanku memiliki berat badan rata-rata 70 kg namun ada juga yang terkadang melebihi 100 kg” ucap Pak Komodo sambil berdiri memperlihatkan tubuhnya yang menurutnya masih langsing.
“Pak Komodo makannya pakai piring juga yah? Terus biasanya makannya berapa banyak?” Tanya seorang pembaca lainnya.
“Porsinya aku biasanya sedikit kok dan aku tidak makan banyak kok, biasanya satu porsi itu aku menelan 1 ekor kambing, terus saat dewasa para komodo bisa bertahan hanya makan 12 kali selama setahun, hal ini menurut manusia karena sistem metabolisme kami lambat” Ucap pak komodo kembali sambil tertawa kembali.
“Biasanya manusia setelah makan, dia suka makan buah-buahan untuk mencuci perut, biasa ada juga yang merokok, kalau Pak Komodo melakukan apa?” Tanyaku pada Pak Komodo.
“Aku biasanya pergi berjemur karena hal itu untuk mempercepat proses pencernaan karena kalau makanannya tidak cepat di cerna, makanan itu bisa saja menjadi duri dalam dagingku, ehh... salah maksudku jadi racun dalam tubuhku.” Ucap Pak Komodo sedikit bersedih mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu karena ia hampir keracunan makanan.
“Pak Komodo, aku mau tanya nih, aku kan pengantin baru, jadi aku juga mau tahu nih proses kawinnya komodo?” Ucap salah seorang pembaca yang lagi duduk di salah satu warnet saat membaca postingan ini.
“Ha... ha...ha... jadi malu bahas tentang ini, Musim kawin kami para komodo antara bulan Mei sampai Agustus, selama masa ini para jantan akan bertempur dengan jantan lainnya untuk memperebutkan betina dan mempertahankan batas wilayah kami. Setelah kawin, para betina akan meletakkan telurnya di lubang tanah dan telur itu akan menetas 7 -8 bulan kemudian.” Ucap Pak Komodo panjang lebar kepada para pembaca.
“Hal apa lagi yang agaknya perlu kami ketahui tentang Komodo di Indonesia?” Tanyaku pada Pak Komodo.
“Kami senang berada disini, apalagi ketika sebuah uang koin Rp.50 di buat dengan gambar kami membuat kami sangat terharu, jujur kami sangat bangga atas itu semua, menjadi bagian dari negara Indonesia tercinta tapi satu hal yang sangat kami sayangkan adalah perlakuan sebagian manusia pada kami. Bahkan kehadiran kami disini(Indonesia) sudah sangat terancam, kami salah satu makhluk yang di vonis terancam punah, Sungguh suatu hal yang sangat menyakitkan dan memberikan beban psikologis untuk kami. Kami hanya perlu sebuah perhatian dari kalian (warga Indonesia) untuk menjaga kami dan membiarkan kami hidup bebas tanpa ancaman pemburuan liar” Ucap Pak Komodo, air matanya mulai berlinang membasahi kedua pipinya mengingat kematian-kematian saudara dan teman-temannya. Pak Komodo kemudian memperlihatkan uang logam Ro.50 yang bergambar dirinya.
Para pembaca terlihat iba melihat air mata Pak Komodo, beberapa pembaca ingin sekali menolong Pak Komodo namun tak tahu harus berbuat apa.
“Kalian tidak usah sedih, kami tidak akan berpikir buruk dengan kalian karena bagaimana pun kita itu satu tanah air, meskipun kami harus punah, Negeri kita tercinta ini akan tetap di kenang sebagai salah satu negara yang memiliki komodo” Air mata Pak Komodo semakin mengalir deras membuatku sebagai seorang penulis postingan ini sendiri ikut sedih juga jika membacanya kembali.
“Tampaknya wawancara kita dengan Pak Komodo sampai disini dulu, setidaknya dengan postingan ini kita bisa mengenal sedikit mengenai kehidupan Komodo” Ucapku berusaha menutup percakapan karena Pak Komodo sudah terlihat sedih.
“Sebagai tambahan informasi, saat ini Komodo sedang bersaing dengan 27 finalis lainnya untuk di jadikan sebagai salah satu dari 7 Keajaiban Dunia, lewat postinganku ini, aku ingin mengajak para pembaca untuk mendukung Komodo karena batas perhitungan suara tinggal beberapa hari lagi.
“Kalian tidak usah sedih, kami tidak akan berpikir buruk dengan kalian karena bagaimana pun kita itu satu tanah air, meskipun kami harus punah, Negeri kita tercinta ini akan tetap di kenang sebagai salah satu negara yang memiliki komodo” Air mata Pak Komodo semakin mengalir deras membuatku sebagai seorang penulis postingan ini sendiri ikut sedih juga jika membacanya kembali.
“Tampaknya wawancara kita dengan Pak Komodo sampai disini dulu, setidaknya dengan postingan ini kita bisa mengenal sedikit mengenai kehidupan Komodo” Ucapku berusaha menutup percakapan karena Pak Komodo sudah terlihat sedih.
“Sebagai tambahan informasi, saat ini Komodo sedang bersaing dengan 27 finalis lainnya untuk di jadikan sebagai salah satu dari 7 Keajaiban Dunia, lewat postinganku ini, aku ingin mengajak para pembaca untuk mendukung Komodo karena batas perhitungan suara tinggal beberapa hari lagi.
Ketik: KOMODO
Kirim ke: 9818
Tarif: Rp.1/sms
Kirim sms sebanyak-banyaknya yah
Demikian postingan sederhanaku tentang “Mengenal Komodo” semoga artikel ini bermanfaat untuk para pembaca, dan sekali lagi aku ingin mengajak para pembaca untuk mendukung komodo sebagai salah satu dari 7 Keajaiban Dunia.
Demikian postingan sederhanaku tentang “Mengenal Komodo” semoga artikel ini bermanfaat untuk para pembaca, dan sekali lagi aku ingin mengajak para pembaca untuk mendukung komodo sebagai salah satu dari 7 Keajaiban Dunia.
itu yakin cuma Rp 1?
BalasHapusapa ga ada tipu2?
> John Terro
BalasHapusTidak kok sobat, ini kesepakatan semua operator bersama dengan Presiden kita jadi tenang aja
Putrie Jrs says:
BalasHapusudah pernah sms, dan biayanya 4 ribu per sms.. :'(
> Putrie Jrs
BalasHapusItu tarif awalnnya, berdasarkan kesepakatan Presiden dan Pemimpin Operator maka biaya di tetapkan Rp.1/sms sejak tanggal 20 Oktober jai buruan dukung kembali yah
tentu niatan baik harus kita sambut baik. nice post sob. happy bloging
BalasHapussalam kenal pak komodo, saya udah sms buat bapak looh, semoga bapak sukses selalu :)
BalasHapus> Wisata Murah
BalasHapusJangan lupa dukungannya yah...
wah media pengenalan komodo melalui cerita yg sangat bagus.nice post sobat N happy blogging
BalasHapusmas fadly... follow back dong..
BalasHapus:)
Tulisannya bagus...
Fadly, coba baca ini deh
BalasHapushttp://sgharjono.wordpress.com/2011/10/22/vote-komodo-apakah-perlu/
dukung doa aja yah. ngak apa kan
BalasHapuswaaahh keren nih ceritanya, berbeda dari yang lain sob.. tapi merinding juga saya pas baca kalo komodo itu dalam sekali makan bisa makan 1 ekor kambing.. haaahh mungkin kalo saya disana, dan dia berniat memakan saya, bisa langsung dalam kedipan mata badan saya dicincang ma tu komodo.. hehe
BalasHapusayo dukung Pak Kodomo..eh, Komodo...supaya dia nggak bersedih lagi, kita pun senang.. :)
BalasHapusmaju terus pak komodo... kami mendukungmu.
BalasHapusmirip biawak ya... :D
BalasHapusbahkan uang Rp 50 itu pun udah ikutan langka.... sunguh menyedihkan nasibnya pak komodo
BalasHapus:(
Wah keren nih postingan ajakan utk vote Komodo. Kreatif! :)
BalasHapusBeberapa hari ini muncul pro-kontra tentang Komodo dan 7 keajaiban dunia ya?
BalasHapusmasih kontroversi tuh..
BalasHapuspatut dilacak, uang hasil sms larinya kemana
suatu saat, Dija pingin deh ketemu komodo
BalasHapusalo alo, salam kenal yaa, kak fadly... ada PR 11 -11 dariku, kak. semoga berkenan hehe http://ilarizky.blogspot.com/2011/11/sebelas-fakta-diri.html
BalasHapusEh, gimanan noh tindak lanjut "7 Keajaiban Dunia"?
BalasHapusKomodo menang, ndak???