Rasa percaya

Percaya merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini karena dengan modal kata tersebut, kita bisa menjalin hubungan dengan orang lain atau memberikan sebuah tanggung jawab yang besar untuknya.

Namun ada kalanya seseorang melakukan suatu kesalahan sehingga diri kita menarik semua kepercayaan itu darinya dan akhirnya kita tak ingin lagi mempercayainya karena kita menganggap bahwa ia akan selamanya seperti itu.

Sebuah contoh sederhana, seorang yang sebelumnya kita percayakan untuk mengelolah toko tiba-tiba saja menipu kita, entah itu korupsi kecil-kecilan atau hanya melaporkan sebagian keuntungan dan akhirnya karena itu rasa percaya kita hilang kepadanya dan terus menganggap bahwa selamanya ia tidak bisa lagi untuk di percaya.

Saat  kita berpikir bahwa seseorang yang telah melakukan kesalahan tak akan pernah bisa berubah maka sadarilah bahwa pemikiran itu salah. Tidak ada manusia yang tak pernah melakukan kesalahan oleh karena itu sebagai manusia kita harus memaafkannya.

Semua orang berhak diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya. Kalau memang dengan kesempatan itu, ia malah mengulangi kesalahannya maka anda boleh memilih untuk tidak mempercayainya atau malah memberikan kesempatan berikutnya.

Menurutku, setiap orang pasti memiliki rasa menyesal setelah ia melakukan kesalahan, terlebih lagi setelah ia mengetahui bahwa kepercayaan kepadanya mulai berkurang. Ada sebagian dari mereka yang akan berusaha memperbaiki diri atas perbuatannya tersebut sehingga kesempatan kedua untuknya akan menjadi sarana permintaan maafnya.

Berbeda jika kita terus menerus berpikir buruk padanya, ia akan semakin terpojok karena kepercayaan kita malah berubah menjadi curiga dan hal itu akan membuatnya tak nyaman. Rasa tak nyaman ini malah membuatnya lebih akrab dengan kesalahannya.

Jika kita ingin seseorang menjadi baik, maka harapkanlah yang terbaik darinya namun jika suatu saat ia melakukan sebuah kesalahan maka jangan terlalu sering menyinggung kesalahannya itu karena hal itu akan membuatnya semakin dekat dengan kesalahan itu (f4dly, 2011)

Berbagi :