Langkah kaki semut
Malam sahabat BiluPing, gimana nih Ramadhannya, lancar kan? masih semangat-semangat berpuasa dan beribadah kan? kalau yang sudah tidak semangat harus dipaksain soalnya ini sudah memasuki masa-masa terakhir ramadhan. Tak ada yang menjamin bahwa kita masih mampu menyambut ramadhan berikutnya. Coba tanyakan pada diri sendiri, "Jika ini ramadhan terakhirku, apakah aku telah melakukan ibadah terbaikku?". Sesuai judulnya, saya ingin bertanya nih Pernahkah kalian mendengar langkah kaki semut? Semut itu kecil dan ringan sehingga mungkin sebagian besar dari kita akan menganggapnya tak mungkin mendengar langkahnya kecuali jika menggunakan sensor suara yang benar-benar sensitif untuk mendengarnya tapi beberapa hari yang lalu saya mendengarnya tanpa menggunakan teknologi canggih loh, penasaran?
Ceritanya gini, beberapa hari yang lalu saya tidur-tiduran nih namanya juga lagi tidak ada kerjaan apalagi dikit kurang tidur soalnya begadang sampai sahur habis itu gak tidur-tidur :D jadi sambil nunggu waktu shalat duhur saya tiduran nih tapi entah berapa lama saya tertidur, saya terbangun oleh rasa sakit ditelinga. Saya coba duduk memperbaiki kondisi kesadaran (kali aja cuma mimpi kan) dan telingaku betul-betul sakit ditambah dengan suara yang begitu berisik didalamnya. Untung saya bukan orang lebay kayak di sinetron itu jadi gak bilang "Ooo emmm geee, helloow sapa tuh di dalam?". Panik tentu saja itu rasa yang pertama muncul dan saya pikir pembaca tulisan ini akan panik juga ketika merasakan ada sesuatu yang bergerak dalam telinganya, atau ada yang gak panik? Ayo ngaku nih :)
Saya baru saja ingin berdiri dan memberitahu adikku untuk mengantar ke rumah sakit sebelum akhirnya semut tersebut melangkah keluar ke daun telingaku. Setelah itu ia jatuh ke lantai soalnya gerakan refleksku muncul menyentil daun telinga untuk mencegah semut tersebut masuk kembali. Saya sangat bersyukur saat itu, hal itu mencatat rekor sabagai salah satu kejadian yang sangat menegangkan dalam hidupku. Lalu bagaimana keadaan si semut? dia baik-baik aja kok. Setelah ia terjatuh dilantai, ia kembali berjalan seperti biasanya seakan tak ada hal terjadi. Kubiarkan ia pergi, mungkin saja ia ingin segera pulang untuk menceritakan kisahnya pada keluarganya. Semoga ia memberi tahu teman-temannya bahwa dalam telinga tak ada hal yang menarik agar tak ada lagi semut lain yang ingin masuk dalam telinga.
Entah ada hubungannya atau tidak, tapi malam sebelumnya saya sempat mengaji dan membaca surat An-Naml (Semut), disitu saya terharu ketika membaca kisah Nabi Sulaiman dan Semut. Saat itu Nabi Sulaiman dan tentaranya sedang berjalan sampai ia tiba disebuah lembah semut (lembah yang banyak semutnya). Kemudian salah seekor semut pun berteriak pada teman-temannya untuk segera masuk kedalam sarang agar tidak terinjak oleh pasukan Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman ternyata mendengar. Saya terharu dibagian ini, terharu oleh nikmat yang diberikan Allah pada Nabi Sulaiman sehingga ia bisa mendengar suara semut tersebut.
حَتَّىٰ إِذَا أَتَوْا عَلَىٰ وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari". Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh" (QS. An Naml 18-19)
Suatu ketika (dimasa lalu) diwaktu telinga saya gatal, saya pernah berandai-andai, kalau saja manusia dan semut bisa bekerja sama dan manusia bisa minta bantuan pada semut untuk masuk kedalam telinga dan mengelurkan kotoran disana, tentu kita tak perlu mengorek telinga. Tapi setelah peristiwa diatas, saya perlu berpikir ulang mengijinkan semut untuk masuk ditelingaku apalagi kalau semutnya nakal. Saya sangat bersyukur karena semut yang masuk tersebut merupakan jenis semut yang kecil (saya mengatakan kecil soalnya saya pernah melihat semut ukuran sedang dan besar), saya juga bersyukur karena semut tersebut keluar dengan selamat, saya juga tak perlu mengeluarkan biaya ke rumah sakit dan telinga saya tidak sakit/infeksi meskipun sempat berkali-kali digigit oleh semut itu.
Telinga adalah salah satu panca indra yang perlu dijaga karena ia tak memiliki sistem untuk memaksa benda asing keluar. Berbeda dengan hidung yang memiliki aliran udara keluar, telinga juga berbeda dengan mata yang bisa berkedip untuk setiap hal yang mengancam karena telinga tak bisa menutup sendiri. Maka mari menjaga telinga dengan baik, sebelum tidur periksalah sekeliling, jika ada serangga yang berpotensi berkelana dalam telinga, lebih baik ambil tindakan pencegahan dengan memindahkan serangga tersebut. Menggunakan headset saat tidur memang dapat melindungi telinga tapi penggunaan headset justru membuat suhu telinga semakin hangat dan memicu pertumbuhan bakteri.
Semoga pengalamanku yang kutulis dengan judul "Langkah kaki semut" ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saya tutup tulisan ini dengan mengutip kata-kata iklan kesehatan "Mencegah lebih baik daripada mengobati"
jadi inget ade saya telinganya pernah kemasukan kutu, langsung saya browsing di internet cara mengatasinya, dengan ditetesi baby oil supaya kutu di dalam telinganya mati, setelah itu baru deh dimasuki air kemudian ketika air dikeluarkan dan bangkainya ikut keluar :)
BalasHapusBaru tahu kalau bisa pake baby oil juga mbak tapi gimana dengan telinga kalau seperti itu, kan jadi berminyak apakah itu malah tidak menjadikannya dihinggapi bakteri soalnya lembab?
Hapus:-)
BalasHapusCiee... ada yang senyum2 nih. tapi berikutnya, dibanding memberikan senyum singkat akan lebih baik jika isi juga dengan komentar :)
Hapuscerita yang panjang dan cukup mengharukan. Tentang maknanya sebuah pendengaran. Bayangkan kalau satu panca indra kita yaitu pendengaran terganggu tentu seluruh tubuh jadi ikut terganggu. Nikmatnya bisa mendengar kalau tidak di sukuri maka Allah bisa saja mencabut pendengaran kita maka lumpuh sebagian hidup ini.
BalasHapusNikmat bersyukur dari baiknya pendengaran.
Oh iya. Mengenai kemasukan hewan kedalam telinga, saya punya pengalaman kemasukan anak kecoa. Waktu itu karena panik dan tiba-tiba pusing, saya masukkan minyak tawon kedalam telinga. Alhamdulillah kecoak mundur perlahan dan akhirnya keluar.
Gak kebanyang mbak, gimana kalau anak kecoa yang masuk soalnya ukurannya agak besar gitu. Untung aja waktu itu saya cuma kemasukan semut aja :)
HapusAlhamdulillah ya, semutnya dgn sendirinya keluar, jadi gak usah pergi ke dokter :)
BalasHapusIa mbak, soalnya kalau ke Dokter semutnya keluar, biaya juga keluar :D
Hapus