Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ICT USO dan Produktivitas Nasional

Komunikasi | log.viva.co.id
Ada yang berkata bahwa ketika aku blogging, aku justu membuang-buang uang hanya untuk biaya internet padahal mereka tidak pernah tahu betapa berharganya sebuah akses ke sumber informasi, internet. Bahkan jika aku mencoba mengkalkulasikan antara uang Rp.5000 yang kugunakan membeli paket online selama 3 jam rasanya itu tidak akan pernah sebanding dengan berjuta informasi yang kudapatkan di dunia maya selama 3 jam tersebut. Bahkan aku mengibaratkan bahwa uang Rp.5000 itu ibarat membeli semua koran edisi terbaru dari berbagai daerah.
Kita seharusnya bersyukur dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang telah berbaur dalam kehidupan kita. Kita tak perlu lagi menunggu waktu yang lebih lama ketika hendak memberikan kabar pada keluarga yang letaknya jauh, hanya dengan telpon atau sms kita langsung terhubung dengan mereka. Bahkan jika kalian ingin bertatapan langsung dapat menggunakan fasilitas video call yang disediakan oleh operator selular, fasilitas ini juga disediakan oleh beberapa jejaring sosial seperti skype, facebook, google+ dan berbagai layanan lain yang terus berkembang. Tak adalah lagi istilah ketinggalan informasi soalnya internet menjadi gudang ilmu yang memberikan akses ke seluruh penjuru dunia.

Namun sayangnya, kenikmatan teknologi informasi dan komunikasi belum dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Katakanlah mereka yang tinggal di daerah pelosok dan daerah terpencil belum mampu merasakan dengan baik bahkan aku pernah menonton berita tentang bagaimana nasib warga kita yang tinggal di daerah perbatasan malah tidak mendapatkan sinyal seluler dari Indonesia sehingga mereka harus menggunakan operator dari negara tetangga untuk keperluan komunikasi dan bisa dibayangkan betapa besar biaya komunikasi yang harus mereka keluarkan ketika harus melakukan panggilan internasional ke Indonesia. Apalagi untuk mereka yang sama sekali tidak dijangkau oleh sarana komunikasi. Bahkan aku berani mengatakan bahwa salah satu penyebab kemiskinan bangsa ini karena kurangnya akses informasi, kurangnya teknologi dan kurangnya sarana komunikasi. Contohnya saja banyak petani di pedesaan yang harus menjual hasil panennya dengan harga yang murah kepada tengkulak hanya karena kekurangan informasi. Ada berapa banyak gadget yang diimport hanya karena kurangnya fasilitas teknologi yang kita miliki untuk mengembangkan sumber daya manusia. Dan ada berapa banyak kerugian yang timbul akibat kurangnya sarana komunikasi. Ini menjadi pekerjaan rumah untuk kita semua dalam memikirkan solusinya.

Mengutip pernyataan dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring bahwa "aspek biaya pembangunan menjadi isu utama dalam pemerataan pembangunan infrastruktur. Tidak heran, jika selama ini fokus pembangunan hanya pada wilayah yang memiliki skala ekonomi tinggi". Hal inilah menjadi kendala utama sehingga fokus pembangunan seakan berpusat di daerah perkotaan.

Menanggapi masalah pemerataan telekomunikasi tersebut maka pemerintah segera mengeluarkan sebuah program pemerataan komunikasi yang diberi nama program USO (Universal Service Obligation). Program USO sendiri adalah sebuah program pemerintah untuk memberikan fasilitas telekomunikasi bagi puluhan ribu desa di seluruh wilayah Indonesia.

Salah satu program USO yang dapat dinikmati saat ini adalah proyek USO Desa Dering. Proyek desa dering merupakan Program Pemerintah untuk penggelaran layanan akses telekomunikasi dan informatika dengan layanan dasar (basic service) yaitu suara dan teks di lebih dari 25.000 desa pada tahun 2009 dengan masa kontrak hingga 2014. Proyek ini bekerjasama dengan berbagai operator seluler dalam negeri untuk menyediakan akses informasi bagi masyarakat pedesaan. Informasi terakhir yang kudapatkan bahwa saat ini jumlah desa dering sudah mencapai 31.092 desa dan tentunya jumlah itu akan terus bertambah seiring melebarnya jangkauan program USO di berbagai pelosok. Target penyediaan desa dering berdasarkan informasi dari Kemenkominfo adalah 33.184 desa.

Ibu Hadi Sutrisno (60) memanfaatkan layanan telekomunikasi Desa Dering dengan menelepon anaknya untuk mengucapkan selamat hari raya Idul Adha di Dusun Wirokraman VI, Sidokarto, Godean, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (27/10). Sumber gambar: http://www.kpu-usokreatif.com/node/776
Selain membangun akses komunikasi, program USO juga berusaha untuk membuka jalur distribusi, jalur perdagangan dan jalur perekonomian sehingga diharapkan produktivitas masyarakat meningkat.

Tentu ada yang bertanya, apa kaitan antara pemerataan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan peningkatan produktivitas nasional? Sudah pasti, ketika TIK meningkat maka produktivitas nasional akan meningkat juga soalnya TIK berperan penting terutama dalam hal distribusi. Sebagai contoh, berikut hubungan antara produktivitas pertanian dengan peningkatan TIK:

1. Pemerataan informasi

Diharapkan dengan adanya pemerataan informasi masyarakat yang berada di daerah terpencil akan mudah mengakses dunia luar, menemukan ilmu-ilmu baru terutama informasi yang berkaitan dengan produk mereka dan bagaimana cara meningkatkannya.

2. Pemerataan komunikasi

Memudahkan masyarakat untuk saling terkoneksi satu sama lain sehingga para petani mampu mengkoordinasikan hasil panennya pada calon pembeli. Kasus yang selama ini sering muncul adalah hasil panen petani yang membusuk sebelum sampai pada pembeli, hal ini karena kurangnya komunikasi.

3. Pemerataan teknologi

Dunia teknologi tak hanya terkait dengan gadget-gadget canggih soalnya teknologi itu bersifat luas, termasuk dalam hal pertanian. Kemajuan teknologi memungkinkan para petani mengolah produksinya dengan lebih mudah, misalnya mengganti kerbau menjadi traktor sebagai pembajak sawah dan juga mesin penggilingan yang modern.

Itulah beberapa alasan mengapa TIK dapat berperan dalam peningkatan sumber daya manusia sekaligus menjadi pemicu peningkatan produktivitas nasional.

Tahun ini ICT USO EXPO 2013 hadir di Makassar dengan mengangkat tema "Melalui ICT USO EXPO 2013 meningkatkan produktivitas nasional dengan pemanfaatan teknologi". Pameran teknologi terbesar di Makassar ini akan diadakan di Celebes Convensional Center mulai tanggal 23 - 25 Mei 2013. ICT USO Expo 2013 hadir sebagai mediator dan diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya pembangunan akses telekomunikasi dan informatika melalui program USO, serta menciptakan intermediasi dengan Perusahaan Penyiaran, Telekomunikasi, Informatika guna meningkatkan mutu pelayanan TIK di Indonesia.

13 komentar untuk "ICT USO dan Produktivitas Nasional"

  1. bagus nih bro informasinyam saya jadi tau nih. terima kasih ya. Salam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, semoga memberikan manfaat

      Hapus
  2. saya baru tau kalau ada Universal servis obligation , kalau di desa saya ada program internet masuk desa dengan subsidi sekian tapi ya tetep bayar dengan bandwit kenceng harga murah, sekarang di kelola mandiri dengan memberikan latihan kepada peminat gratis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tinggal di desa mana mas? syukurlah kalau disana sudah terakses juga dengan internet jadi warganya dapat mencari ilmu sebanyak-banyaknya

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Coba blogwalking dan menemukan satu blog yang bagus. Bahkan sangat bagus. :)

    Salam kenal dik Fadly, wah senang banget rasanya menemukan blog bagus yang informatif dan mencerahkan ini.
    Saya sepakat dengan dik Fadly, bahwa kebutuhan akan informasi memang sangat krusial. Tapi ya... tetap saja kita tidak akan bisa memaksa petani untuk menggunakan internet :)
    Kita ngga bisa minta pak tani yang biasa nyangkul disawah untuk pegang laptop :D
    Tapi memang sangat baik jika di setiap desa di Indonesia, memiliki semacam pusat informasi. Jadi ketika pak tani ingin info tentang harga gabah terkini, ya tinggal pergi kesana... bertanya kepada petugas, petugas akses internet atau sumber lainnya, trus sampaikan ke pak tani.

    Pemerataan pembangunan memang menjadi PR besar Pemerintah dik, khususnya untuk daerah-daerah pedesaan. Di negeri kami, Negeri Laskar Pelangi, mulai diterapkan pola pembangunan dari kecamatan. Gubernur kami mencanangkan program pembangunan 1 miliar 1 kecamatan untuk memastikan pembangunan berjalan secara merata dari tingkat bawah dan sesuai aspirasi masyarakat.

    Tapi saya yakin bahwa setiap Pemerintah Daerah memiliki kebijakannya masing-masing untuk melaksanakan pembangunan yang paling sesuai untuk daerahnya.

    Ah... ngapain bahas pemerintah banyak-banyak :)
    Terus nge-blog, dik Fadly... sekali lagi... Blog ini sangat bagus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya tidak ada salahnya ketika kita mengajak petani menggunakan internet atau menggunakan laptop, toh dengan melakukan hal itu mereka akan lebih mudah mengakses informasi bahkan mereka dapat mencari alternatif yang harus ditanam selain padi.

      Makasih untuk pujian-pujiannya, semoga betah untuk terus berkunjung :)

      Hapus
  5. hmm bahasan ini pernah di bahas di perdebatan di kampus,jadi seru baca postingan nya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi gimana nih tanggapan mbak tentang belum meratanya sarana komunikasi?

      Hapus
  6. Balasan
    1. Hehehe... kalau agak lambat, pakai tampilan mobilenya aja http://www.biluping.com/2013/05/ict-uso-produktivitas-nasional.html?m=1

      Hapus
  7. mdah-muahan aja setelah kontes ini inet di Indonesia makin ngacir dan murah ya :) good luck ya smeoga menang

    BalasHapus

Kami menghargai setiap tanggapan pembaca.
Kami akan berusaha merespon tanggapan tersebut secepatnya, اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ

Catatan
1. Jangan SPAM yah....
2. Tidak menggunakan link hidup
3. Silahkan berkomentar dengan sopan